Sunday, April 5, 2015

Mekkah Akan Mengganti Pewaktuan Greenwich


Mekah - Kerajaan Saudi Arabia memulai proyek besar untuk mengganti pewaktuan Greenwich dengan pewaktuan Mekah supaya kota suci tersebut menjadi kiblat dan waktu bagi lebih dari satu milyar Muslim di dunia.

Kerajaan Saudi berusaha untuk melaksanakan tujuan ini melalui pemasangan jam khusus di atas menara termasuk yang terbesar di dunia yang bersebelahan dengan tanah suci Mekkah yang bertujuan menjadikan pewaktuan kota suci tersebut sebagai rujukan dunia dalam menghadapi Grenwich.

Mohamad Alorkubi,Wakil Presiden dan General Manager Hotel” Burj Sa’ah Makkah Palace” yang menghadap ke Masjidil Haram” mengatakan “Bagian pertama dari hotel akan dibuka pada akhir Juni depan dan penyempurnaan jam tersebut akan dirilis pada akhir Juli, sebelum bulan suci Ramadan. ”

Dia menambahkan dalam konferensi pers di Dubai bahwa “tujuan sebenarnya pewaktuan Mekah demi menghadapi pewaktuan Greenwich.”

Jam ini enam kali lebih besar dari Big Ben:

Menurut Alorkubi panjang struktur beton menara utama jam Mekah adalah 662 meter sedangkan panjang struktur baja, yang di atasnya 155 meter, dengan demikian menjadi  menara beton tertinggi di dunia dan menara kedua tertinggi jika dihitung sekaligus dengan strukturnya.

Menara Jam Mekah akan berisi sebuah museum Islam dan observatorium astronomi yang digunakan untuk tujuan ilmiah dan religi, juga akan disiarkan film dokumenter begitu selesai dipasang Jam buatan Jerman tersebut di bagian atas menara.

Panjang Jam tersebut 45 meter sedangkan lebarnya 43 meter, menurut Alorkubi adalah yang terbesar di dunia karena enam kali lebih besar dari Big Ben di London, dan akan dihubungkan ke pusat pewaktuan terbesar di dunia, termasuk London, Paris dan New York dan Tokyo.

Alorkubi berkata, “Hal ini memungkinkan kita melihat Jam tersebut dan mengetahui waktu dari jarak 17 kilometer dari menara pada malam hari saat cahaya Jam tersebut berwarna putih dan hijau, demikian juga Jam tersebut dapat dilihat dari jarak 11-12 km selama siang hari ketika cahanya berwarna putih.”

Penelitian ilmiah: Mekah adalah pusat bumi:

Sebelumnya,sebuah studi baru, berjudul “Bukti bahwa Mekkah adalah pusat bumi” menuntut penggunaan pewaktuan Mekah sebagai ganti dari pewaktuan “Greenwich.”

Studi yang disusun di Mesir oleh Dewan Islam Dunia untuk Dakwah Islam dan Kemanusiaan,menegaskan pentingnya menggunakan bujur khusus di Mekah dan Madinah, dalam perhitungan waktu dunia, bukan garis yang melewati Greenwich di London.

Direktur Jenderal Dewan tersebut, Dr Yahya Waziri: Penelitian ini berdasarkan pada fakta dan penelitian ilmiah yang menegaskan bahwa Makkah merupakan pusat dari bagian daratan di permukaan bumi.

Hanya “Mekah” saja yang dapat mewujudkan pengukuran ini:

Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk menetapkan Mekah sebagai pusat dari daratan, melalui pengukuran akurat yang menentukan jarak yang benar antara Mekah dan titik-titik tertentu yang dipilih di perbatasan benua di dunia yang terdahulu, yaitu “Asia, Afrika dan Eropa”, dan yang baru “Amerika, Australia dan lapisan es Antartika “.

Waziri menambahkan bahwa studi ilmiah terbaru yang dilakukan dengan cara pengukuran tepat akurat, dengan foto satelit,serta menggunakan perangkat lunak yang dikenal dapat dipertanggung jawabkan  hasilnya dalam penelitian ilmiah, terbukti bahwa Mekah berada di tengah daratan dunia, dan hal itu jelas melihat posisi Mekah ditengah empat lingkaran yang melewati daratan tujuh benua di dunia, serta pusat-pusat geografis bagi benua Dunia Baru.

Waziri menekankan bahwa Mekah adalah satu-satunya tempat di dunia, yang dapat mewujudkan pengukuran dan hasil akurat tersebut, dengan menambahkan bahwa Mekah menempati satu-satunya tempat yang spesial yang tidak dapat disaingi oleh tempat atau kota manapun didunia.

“Mekah” pusat seluruh alam semesta:

Di sisi lain, Waziri mengatakan pada simposium yang diselenggarakan oleh Asosiasi Lingkungan Arab, mengatakan bahwa studi tersebut menolak untuk menggunakan sistem yang berlaku dan garis Greenwich, dalam perhitungan waktu dunia, dengan menjelaskan bahwa penggunaan ini tidak berdasarkan pada alasan ilmiah yang kuat.

Dia menekankan pentingnya menyebarkan budaya keajaiban ilmiah dalam Al-Quran dan Sunnah,dengan menunjukkan bahwa semua fakta-fakta ilmiah membuktikan bahwa “Mekah adalah pusat dari seluruh alam semesta.”

shalihah.com • (voa-islam.com) (ar/mofakirahislam)