Saturday, April 18, 2015

Candailah Anak Kalian (1/2)


Kelembutan dan kasih sayang adalah salah satu kebutuhan mutlak yang harus diberikan setiap orang tua terhadap anak-anaknya. Alloh Ta’ala menciptakan dan menganugerahkan sifat terpuji ini kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Apabila seseorang memiliki sifat tersebut, dia akan mengasihi dan menyayangi selainnya, dan apabila dia menyayangi orang lain dia pasti akan disayangi Alloh Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 2. Rasulullah pernah berkata sambil menangis ketika menyaksikan kematian salah satu putranya:

"(Tangisan) ini merupakan kasih sayang yang dianugerahkan
oleh Alloh ke dalam hati orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh
hanya merahmati hamba-hambaNya yang penyayang."3

Dan suri teladan kita telah menunjukkan berbagai cara untuk mengungkapkan
rasa kasih sayangnya kepada anak-anak baik dari kalangan kerabat atau
anak-anak para sahabat yang lainnya.



"Ketika berpapasan dengan mereka, Rasulullah tidak segan
mengucapkan salam kepada mereka."4

Dalam kesempatan yang lain, Ummul Mukminin Aisyah mengatakan bahwa



Pernah suatu hari seorang bayi dibawa kepada Rasulullah, lalu beliau
pangku anak tersebut, kemudian anak itu kencing mengenai baju Nabi
namun beliau tidak marah dan murka, bahkan Nabi dengan lembut minta
air kepada keluarganya untuk disiramkan pada baju yang terkena air
kencing bayi tersebut.5

Sesungguhnya Rasulullah telah memberikan petunjuk kepada kita semua
di dalam mewujudkan perasaan kasih dan sayang kepada manusia, di tengah
segala kesibukannya sebagai pembawa risalah, pemimpin umat, seorang
suami, dan lainnya. Beliau tidak mengabaikan masalah-masalah yang
ternyata pengaruhnya jauh lebih baik dari yang kita perkirakan, dan
insya Alloh kita pun dapat melakukannya atau sebagian darinya. Di
antaranya:


1 Mencium Anak Adalah Salah Satu Ungkapan Kasih Sayang Orang Tua

Salah satu bentuk kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya ialah
dengan mencium mereka. Sebaliknya, merupakan tanda keras dan kakunya
hati seseorang apabila dia tidak pernah mencium anak-anaknya. Dalam
suatu hadits dijelaskan, termasuk hal yang biasa dilakukan oleh Nabi
adalah mencium anak yang masih kecil:



Dari Aisyah beliau berkata, "Telah datang seorang badui
HREF="#foot112">6 kepada Rasulullah, dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau
mencium anak-anak kecil? Akan tetapi kami tidak pernah mencium mereka.’
Rasulullah, menjawab, ‘Apakah aku punya kekuasaan untukmu apabila
Alloh mencabut kasih sayang dari hatimu?’"7

Dalam hadits yang shahih juga dikisahkan bahwa al Aqra’ bin Habis
berkata di hadapan Rasulullah,



"Aku mempunyai sepuluh anak dan aku tidak pernah mencium
satu pun dari mereka." Kemudian Nabi, melihat al-Aqra’ dan
bersabda, "Barangsiapa tidak kasih sayang (kepada yang lain).
maka dia tidak disayang. 8

Inilah petunjuk Nabi dan para sahabat seperti Abu Bakr 9, dan semisalnya. Oleh karena itu, tidak ada anggapan tabu bagi kita
melakukan apa yang telah dilakukan oleh suri teladan kita, dan generasi
pendahulu kita yang telah meninggalkan untuk kita semua apa yang bermanfaat
bagi umatnya walaupun menurut kita hal itu sepele.


Bahkan Imam Ibnul Qayyim menulis satu bab dalam hal ini di dalam kitabnya,
Tuhfatul Maudud, dengan mengambil istinbath dari hadits-hadits
yang semakna dengan di atas. Beliau mengatakan, "Bab disunnahkan
mencium anak-anak"10.


2 Memaklumi Terbatasnya Kemampuan Anak-anak, Lebih-lebih Anak Perempuan

Di antara hikmah Alloh Ta’ala ialah menciptakan manusia dengan segala
kemampuan terbatas dan bertahap, sehingga dapat dimaklumi apabila
kita menjumpai kebanyakan anak-anak gemar bermain dan melakukan hal
yang bersifat sia-sia. Memang inilah masa untuk persiapan mereka menginjak
usia yang lebih dewasa. Sehingga para orang tua tidak perlu memaksa
mereka dengan usia yang sangat dini membawa mereka kepada masa yang
belum waktunya bagi mereka. Misalnya, anak harus terus belajar dan
tidak diberi kesempatan bermain sama sekali, atau anak harus selalu
serius dan tidak boleh bercanda dengan usianya yang sangat dini, padahal
hal ini sangat mereka butuhkan. Benarlah Ummul Mukminin Aisyah tatkala
beliau mengatakan:



"Maklumilah keterbatasan anak kecil perempuan (seperti diri-nya)
yang masih suka sesuatu yang sifatnya sia-sia."
HREF="#foot116">11

Beliau mengucapkan perkataan ini ketika masih belia dan masih suka
melihat orang-orang Habasyah bermain dan menari. Dan suatu ketika
beliau menonton . mereka sedang bermain didampingi oleh Rasulullah,
sampai merasa puas, dan Nabi pun tidak melarangnya, mengingat beliau
tergolong masih kecil dan menyukai hal- hal seperti ini.


Akan tetapi, kita pun tidak boleh terlalu menuruti semua keinginan
anak sehingga anak menjadi manja. Sekali-sekali bolehlah kita tidak
mewujudkannya apabila keinginan tersebut membahayakan untuk dilakukan,
sekaligus ini merupakan salah satu bukti kasih sayang orang tua terhadap
anaknya.




Catatan Kaki



… 1 Al Furqan Edisi 6 Tahun V / Muharram 1427

…2 Sebagaimana dalam hadits riwayat Bukhari (I/223), Muslim
dalam kitab Al-Jana’iz

…3 HR. Bukhari 1/223, Muslim kitab al-Jana’iz II.

…4 HR. Bukhari bab at-Taslim ‘alash shibyan 6247, Ahmad
121, 174.

…5 HR. Bukhari kitab al-Wudhu 59, Muslim kitab ath-Thaharah
101, 104.

…6 Orang Badui adalah orang yang tinggal di gurun dan pedalaman, jauh
dari kota. (Lihat Mukhtar Ash Shihah hal. 18 dan 177).


…7.HR. Bukhari 5998, Muslim 2317.

…8 HR. Muslim 2318.

…9 Sebagaimana dalam hadits riwayat Bukhari (3917, 3918) dari
Al Barra’ bin Azib.

…10 Lihat Tuhfatul Maudud bab ke 14.