Saturday, March 21, 2015

SMS atau Surat Menyurat antara Laki-laki dengan Perempuan


SOAL:
Banyak pemuda berkirim Pesan Singkat melalui HP  atau  menulis surat kepada lawan jenis. Di dalam Pesan atau suratnya, mereka banyak menulis ucapan-ucapan yang tidak perlu disebutkan di sini. Fenomena ini hampir merata di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami mengharap Syaikh berkenan menulis sebuah artikel berisi solusi permasalahan ini yang didukung dengan dalil.

JAWAB:
Di antara maksud dan tujuan dharuri dalam syariat Islam ialah menjaga garis keturunan dan menjaga kehormatan. Untuk tujuan ini, Allah Ta’ala mengharamkan perbuatan zina dan menetapkan hukuman berupa jilid (dipukul dengan rotan) rajam (hukuman mati bagi si pezina yang sudah pernah menikah secara sah dengan cara dilempari batu, Red.)

Allah Ta’ala juga mengharamkan sarana atau celah-celah yang bisa mengantarkan ke arah perbuatan itu, seperti khalwat (berduaan) dengan wanita yang bukan mahramnya, pandangan menggoda, seorang wanita, melakukan safar tanpa ditemani mahram, seorang wanita keluar rumah dengan parfum menyengat, bersolek, telanjang (mengenakan pakaian tipis dan ketat Red.) untuk menarik perhatian dan memikat para pemuda, merusak agama mereka; termasuk dalam larangan ini, ialah rayuan seorang lelaki kepada seorang wanita, sikap pura-pura malu seorang wanita dengan maksud menggoda, membangkitkan nafsu pemuda agar terjebak dalam jeratnya, baik ketika bertemu di jalan atau ketika berbicara melalui telpon atau melalui surat-menyurat atau yang lainnya.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala mengharamkan kepada para istri Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam -padahal mereka adalah wanita suci- untuk bersolek atau berdandan ala jahiliyah, melemah-lembutkan suaranya sehingga orang yang memiliki penyakit dalam hatinya memiliki keinginan buruk, dan Allah Ta’ala memerintahkan para wanita itu untuk mengucapkan perkataan yang ma’ruf. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [QS. al-Ahzab/33: 32-33]

Sehingga wajib bagi para pemuda muslim untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala, menjaga kehormatan, menundukkan pandangan, menjaga lisan dan pena mereka dari perkataan keji dan jorok, (menjaga lisan dan pena dari, Red.) bergurau dan menggoda para pemudi. Begitu juga, para pemudi wajib menjaga kusucian diri mereka, tidak keluar rumah dengan dandanan menyolok, pakaian tipis lagi ketat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat, yaitu kaum lelaki yang membawa pecut seperti ekor kerbau yang dipergunakan untuk memukuli manusia; dan juga kaum wanita yang berpakaian tapi telanjang (karena pakaian mereka tipis transparan atau terbuka Red.0, berjalan dengan lenggak-lenggok, di atas kepala mereka seperti punuk unta. Para wanita ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan aroma surga. Sesungguhnya aroma surga itu sudah tercium dari jarak perjalanan sekian lama.” [HR. Imam Muslim dalam kitab shahihnya dan Imam Ahmad dalam al-Musnad]

Jika para pemuda dan pemudi taat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, meninggalkan perbuatan hina, menjauhi tempat-tempat yang penuh fitnah dan meragukan, maka tentu lebih baik dan lebih bagus bagi hati mereka, akan mengangkat derajat mereka, juga lebih bisa menjaga masyarakat mereka.
Al-Lajnatud-Da’imah lil-Buhutsil-’Ilmiyyah wal-ifta’, Ketua: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz, Wakil: Syaikh ‘Abdurrazaq ‘Afifi, Anggota: Syaikh ‘Abdullah bin Gadyan.

Ditulis ulang oleh Shalihah.com dari Majalah As-Sunnah, Edisi Khusus (06-07) TH. XII Ramadhan-Syawwal 1429H, September-Oktober 2008M.