Thursday, March 12, 2015

Sebab Datangnya Ketenangan


Dengan ketenangan, kesenangan hati dan hilangnya gundah gulana, kehidupan yang baik dapat digapai. Untuk menggapainya ada beberapa sebab, baik agama, alam, atau perbuatan. Semua itu tidak terkumpul kecuali pada diri seorang mu’min.
Diantaranya adalah:
  1. Iman kepada Allah
  2. Melakukan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang
  3. Berbuat baik kepada sesama makhluk dengan ucapan, perbuatan, dan perkara-perkara ma’ruf.
  4. Menyibukkan diri dengan pekerjaan, atau ilmu-ilmu yang bermanfaat, baik yang bersifat agama ataupun duniawi.
  5. Tidak memikirkan pekerjaan yang akan datang atau yang telah lalu, akan tetapi sibuk dengan pekerjaan sehari-hari.
  6. Memperbanyak berdzikir kepada Allah.
  7. Membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah, baik yang zhahir maupun batin.
  8. Melihat kepada orang yang lebih rendah dari pada kita, dan tidak melihat orang yang lebih baik dari pada kita dalam urusan dunia.
  9. Berusaha untuk menghilangkan faktor-faktor penyebab kesedihan, dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab kegembiraan.
  10. Berlindung kepada Allah dengan do’a-do’a yang pernah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam panjatkan ketika meminta pertolongan kepada Allah untuk menghilangkan kesedihan.
Diantara sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam:
: ما أصَابَ أحَدًاقَطُْ هَمٌْ وَلا حَزَنٌ فَقَالَ
- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
ِإِلا أَذهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَ حُزْنَهُ وَأَ بْدَلَهُ مَكَا نَهُ فَرَ حَا
“Tidaklah seseorang yang ditimpa kesusahan dan kesedihan kemudian berkata: ‘Ya Allah, aku hamba-Mu, anak hamba-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku padaku, ketetapan-Mu adil terhadapku. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang Engkau miliki, Engkau namakan untuk diri-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau simpan sendiri dalam ilmu ghaib yang berada di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an sebagai musim semi hatiku, cahaya dadaku, pelipur laraku, dan penawar kemurunganku,’ melainkan Allah akan menghilangkan kesusahan dan kesedihannya, dan menggantikan tempatnya dengan kegembiraan.” [HR. Ahmad 1/391, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
Siapa tertimpa suatu musibah kemudian ia ingin meringankan dan menguranginya, maka hendaklah ia menggambarkan musibah itu (jika) lebih besar dan membayangkan pahalanya serta memperkirakan akan datangnya sesuatu yang lebih besar daripada musibah itu.

Sumber: Tafsir Al-’Usyr Al-Akhir hal 147-148 • Diketik ulang oleh shalihah.com