Sunday, May 3, 2015

Ummul Mu'minin Saudah binti Zam'ah



Dia adalah wanita pertama yang dinikahi Nabi SAW sesudah
Khadijah r.a. dan dia sendiri yang bersama Nabi SAW selama kurang
lebih 3 tahun sehingga beliau berumah tangga dengan 'Aisyah r.a.

        Adalah para sahabat -radhiyallahu 'anhum- memperhatikan
kesendirian Nabi SAW sesudah Khadijah r.a. wafat dan berharap
kiranya beliau menikah, barangkali dalam pernikahan itu ada yang
menghibur kesendiriannya. Akan tetapi, siapa yang berani bicara
kepada beliau soal itu ?

        Khaulah binti Hakim maju untuk melakukan tugas itu. Maka
dia berbicara kepada Rasul SAW dan menawarkan 'Aisyah binti Ash-
Shiddiq r.a. namun dia masih kecil. Maka biarlah dia dipinang,
kemudian ditunggu hingga dewasa. Akan tetapi, siapakah yang akan
memperhatikan urusan-urusan Nabi SAW dan melayani putri-putri
serta memenuhi rumah beliau ? Pernikahan dengan 'Aisyah tidak akan
berlangsung sebelum 2 atau 3 tahun lagi. Siapakah gerangan wanita
yang memimpin urusan-urusan Nabi SAW dan memelihara putri-putrinya ?
Dia adalah Saudah binti Zam'ah dari bani Ady bin Najjar.

        Rasul SAW mengizinkan Khaulah meminang keduanya. Pertama
Khaulah datang ke rumah Abu Bakar r.a., lalu ke rumah Zam'ah. Dia
menemui puterinya, Saudah, dan berkata : "Kebaikan dan berkah apa
yang dimasukkan Allah kepadamu, wahai Saudah ?" Saudah bertanya
karena tidak tahu maksudnya, "Apakah itu, wahai Khaulah ?" Khaulah
menjawab :"Rasulullah SAW mengutus aku untuk meminangmu." Saudah
berkata dengan suara gemetar, "Aku berharap engkau masuk kepada
ayahku dan menceritakan hal itu kepadanya." Maka terjadi kesepakatan
dan berlangsunglah pernikahan.

        Saudah mengalami situasi yang menyebabkan Rasulullah SAW
mengulurkan tangannya yang penyayang untuk menolong masa tua dan
meringankan kekerasan hidup yang dirasakan oleh Saudah. Saudah
telah hijrah ke Habasyah untuk menyelamatkan agama bersama suami,
putra pamannya. Kemudian suaminya meninggal sebagai muhajir dan
Saudah tinggal sendirian. Saudah menjadi janda yang hidup di tanah
perantauan sebelum tiba di Ummul Qura. Rasul SAW telah terkesan
oleh wanita muhajir yang mu'min dan janda itu. Ternyata, Saudah
setuju untuk menikah dengan Rasulullah SAW.

        Saudah menjadi ibu rumah tangga di rumah suaminya, Rasul
SAW sampai 'Aisyah r.a. datang ke rumah kenabian. Dia mengetahui
kedudukan 'Aisyah terhadap hati Nabi SAW. Maka dia berikan harinya
kepada 'Aisyah dan melapangkan tempat pertama baginya di dalam
rumah. Saudah berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan keridhoan
pengantin yang masih muda dan menyenangkannya ('Aisyah). Setelah
menginjak masa tua yang dingin, Saudah sangat berharap untuk tetap
menjadi isteri Rasulullah SAW di dunia dan di akhirat serta tidak
diharamkan dari kemuliaan yang besar ini, sekalipun dia berikan
harinya kepada 'Aisyah setelah merasa dia tidak menginginkan apa
yang biasa diinginkan kaum wanita.

        Saudah hidup bekerja keras dalam mengurusi rumah kenabian,
sementara hatinya sarat dengan keridhoan dan iman hingga Nabi SAW
pergi menghadap Tuhannya. Saudah wafat dalam masa khilafah Umar
ibnul Khaththab r.a. 'Aisyah r.a. sering menyebut kebaikan dan
memujinya atas kebaikan itu. Dia berkata, "Tidak seorang pun yang
lebih aku sukai dalam dirinya daripada Saudah binti Zam'ah, hanya
saja dia agak keras wataknya." [Al-Istii'aab 4/1867]

        Ketika Saudah wafat, Ibnu Abbas sujud. Ditanyakan kepadanya
mengenai hal itu, maka dia menjawab, "Rasulullah SAW bersabda :
"Apabila kamu melihat suatu tanda, maka sujudlah." Dan tanda ketika
wafatnya isteri-isteri Nabi SAW itulah yang menyebabkan dia bersujud.
[Thabaqat Ibnu Sa'ad, Al-Ishaabah oleh Ibnu Hajar dan Usudul Ghaabah
oleh Ibnu Atsiir]

        Saudah meriwayatkan lima hadits dari Rasulullah SAW. Di
antaranya satu hadits diriwayatkan dalam Sahihain [Ibnul Jauzil, Al-
Mujtanaa]. Dalam satu riwayat, bahwa Bukhari meriwayatkan dari Saudah
dua hadits. [Al-Maqdisi, Al-Kamaal bii Ma'rifatir Rijaal]

        Semoga Allah SWT merahmatinya. Saudah menyukai sedekah dan
berbudi luhur. Dari 'Aisyah r.a. dia berkata : "Bahwa sebagian isteri-
isteri Nabi SAW berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah di antaraa kami
yang paling cepat menyusulmu ?" Nabi SAW menjawab, "Yang terpanjang
tangannya di antara kalian." Kemudian mereka mengambil tongkat untuk
mengukur tangan mereka. Ternyata, Saudah adalah orang yang terpanjang
tangannya di antara mereka. Kemudian kami mengetahui, bahwa maksud
dari panjang tanganya adalah suka sedekah. Saudah memang suka memberi
sedekah dan dia yang paling cepat menyusulnya di antara kami." (H.R.
Syaikhain dan Nasai). Dalam suatu riwayat lain oleh Muslim :"Yang
paling cepat menyusulku di antara kalian adalah yang terpanjang
tangannya di antara kalian." 'Aisyah berkata, "Mereka saling mengukur
siapa di antara mereka yang terpanjang tangannya. Ternyata yang ter-
panjang tangannya di antara kami adalah Zainab, karena dia melakukan
pekerjaan tangan dan mengeluarkan sedekah."